Kedelai adalah salah satu tanaman yang menjadi bahan dasar pembuatan makanan yakni tempe, kecap dan tahu. Kedelai sebenarnya mempunyai dua spesies Glycine max (kedelai putih, bijinya bisa berwarna kuning, agak putih, atau hijau) dan Glycine soja (kedelai hitam, berbiji hitam).
Manfaat biji kedelai adalah sumber gizi protin nabati yang baik untuk tubuh dan kesehatan anda.. Persebaran budidaya tanaman kedelai di Indonesia adalah jenis kedelai dengan spesies Glycine max. Budidaya tanaman kedelai dapat anda lakukan di lahan sawah maupun di tegalan. Anda bisa melakukan penamanam kedelai pada akhir musim penghujan.
Budidaya tanaman kedelai harus dikembangkan dan dilestarikan. Banyak cara dan teknik dalampemeliharaan budidaya tanaman kedelai. Anda bisa membudidayakan tanaman kedelai mulai dari sekarang. Blogiztic.net akan mengupas tentang cara budidaya tanaman kedelai yang benarsebagai berikut.
Pemilihan benih yang harus disiapkan
Untuk mendapatkan hasil panen yang baik, maka benih yang digunakan harus yang berkualitas baik, antara lain.
- benih mempunyai daya tumbuh yang besar dan seragam
- tidak tercemar dengan varietas–varietas lainnya
- bersih dari kotoran dan tidak terinfeksi dengan hama penyakit
- merupakan varietas unggul yang berproduksi tinggi
- berumur genjah/pendek dan tahan terhadap serangan hama penyakit.
Persiapan benih
Pada tanah yang belum pernah ditanami kedelai, sebelum benih ditanam harus dicampur dengan legin, (suatu inokulum buatan dari bakteri atau kapang yang ditempatkan di media biakan, tanah, kompos untuk memulai aktifitas biologinya Rhizobium japonicum). Pada tanah yang sudah sering ditanam dengan kedelai atau kacang – kacangan lain, berarti sudah mengandung bakteri tersebut. Bakteri ini akan hidup di dalam bintil akar dan bermanfaat sebagai pengikat unsur N dari udara.
Penyemaian benih
Penanaman dengan benih yang mempunyai daya tumbuh agak rendah dapat diatasi dengan cara menanamkan 3 – 4 biji tiap lubang, atau dengan memperpendek jarak tanam. Jarak tanam pada penanaman benih berdasarkan tipe pertumbuhan tegak dapat diperpendek, sebaliknya untuk tipe pertumbuhan agak condong (batang bercabang banyak) diusahakan agak panjang, supaya pertumbuhan tanaman yang satu dengan lainnya tidak terganggu.
Pemindahan bibit
Ketika memindah yaitu menunjuk akar tanaman di kebun, perlu memperhatikan cara-cara yang baik dan benar. Pemindahan bibit yang ceroboh dapat merusak perakaran tanaman, sehingga pada saat bibit telah ditanam maka akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan bahkan mati.
Persiapan pengolahan
Terdapat 2 cara mempersiapkan penanaman kedelai, yakni: persiapan tanpa pengolahan tanah (ekstensif) di sawah bekas ditanami padi rendheng dan persiapan dengan pengolahan tanah (intensif). Persiapan tanam pada tanah tegalan atau sawah tadah hujan sebaiknya dilakukan 2 kali pencangkulan.
Pertama dibiarkan bongkahan terangin-angin 5 – 7 hari, pencangkulan ke 2 sekaligus meratakan, memupuk, menggemburkan dan membersihkan tanah dari sisa – sisa akar. Jarak antara waktu pengolahan tanah dengan waktu penanaman sekitar 3 minggu.
Pembentukan bendengan
Pembuatan bedengan dapat dilakukan dengan pencangkulan ataupun dengan bajak lebar 50 – 60 cm, tinggi 20 cm. Apabila akan dibuat drainase, maka jarak antara drainase yang satu dengan lainnya sekitar 3 – 4 m.
Pengapuran tanaman kedelai
Tanah dengan keasaman kurang dari 5,5 seperti tanah podsolik merah-kuning, harus dilakukan pengapuran untuk mendapatkan hasil tanam yang baik. Kapur dapat diberikan dengan cara menyebar di permukaan tanah, kemudian dicampur sedalam lapisan olah tanah sekitar 15 cm. Pengapuran dilakukan 1 bulan sebelum musim tanam, dengan dosis 2 – 3 ton/ha. Diharapkan pada saat musim tanam kapur sudah bereaksi dengan tanah, dan pH tanah sudah meningkat sesuai dengan yang diinginkan.
Kapur halus memberikan reaksi lebih cepat daripada kapur kasar. Sebagai sumber kapur dapat digunakan batu kapur atau kapur tembok. Pemberian kapur tidak harus dilakukan setiap kali tanam, tetapi setiap 3 – 4 tahun sekali. Dengan pengapuran, tanah menjadi kaya akan Calsium (Ca) dan Magnesium (Mg) dan pH-nya meningkat. Selain itu peningkatan pH dapat menaikkan tingkat persediaan Molibdenum (Mo) yang berperan penting untuk produksi kedelai dan golongan tanaman kacang-kacangan, karena erat hubungannya dengan perkembangan bintil akar.
Pola budidaya tanaman kedelai
Jarak tanam pada penanaman dengan membuat tugalan berkisar antara 20 – 40 cm. Jarak tanam yang biasa dipakai adalah 30 x 20 cm, 25 x 25 cm, atau 20 x 20 cm.
Waktu tanam yang baik
Waktu tanam yang tepat pada masing-masing daerah sangat berbeda. Sebagai pedoman: bila ditanam di tanah tegalan, waktu tanam terbaik adalah permulaan musim penghujan. Bila ditanam di tanah sawah, waktu tanam paling tepat adalah menjelang akhir musim penghujan. Di lahan sawah dengan irigasi, kedelai dapat ditanam pada awal sampai pertengahan musim kemarau.
Pemupukan tanaman
Dosis pupuk yang digunakan sangat tergantung pada jenis lahan dan kondisi tanah. Pada tanah subur atau tanah bekas ditanami padi dengan dosis pupuk tinggi, pemupukan tidak diperlukan. Pada tanah yang kurang subur, pemupukan dapat menaikkan hasil. Dosis pupuk secara tepat adalah sebagai berikut:
- Sawah kondisi tanah subur: pupuk Urea=50 kg/ha.
- Sawah kondisi tanah subur sedang: pupuk Urea=50 kg/ha, TSP=75 kg/ha dan KCl=100 kg/ha.
- Sawah kondisi tanah subur rendah: pupuk Urea=100 kg/ha, TSP=75 kg/ha dan KCl=100 kg/ha.
- Lahan kering kondisi tanah kurang subur: pupuk kandang=2000 – 5000 kg/ha; Urea=50 – 100 kg/ha, TSP=50 – 75 kg/ha dan KCl=50-75 kg/ha.
Panen tanaman kedelai
Panen kedelai dilakukan apabila sebagian besar daun sudah menguning, tetapi bukan karena serangan hama atau penyakit, lalu gugur, buah mulai berubah warna dari hijau menjadi kuning kecoklatan dan retak – retak, atau polong sudah kelihatan tua, batang berwarna kuning agak coklat dan gundul. Panen yang terlambat akan merugikan, karena banyak buah yang sudah tua dan kering, sehingga kulit polong retak – retak atau pecah dan biji lepas berhamburan. Disamping itu, buah akan gugur akibat tangkai buah mengering dan lepas dari cabangnya.
Perlu diperhatikan umur kedelai yang akan dipanen yaitu sekitar 75–110 hari, tergantung pada varietas dan ketinggian tempat. Perlu diperhatikan, kedelai yang akan digunakan sebagai bahan konsumsi dipetik pada usia 75–100 hari, sedangkan untuk dijadikan benih dipetik pada umur 100–110 hari, agar kemasakan biji betul–betul sempurna dan merata.
No comments:
Post a Comment