Monday, 20 August 2012

Berbisnis Di Dunia Pelatihan

Belajar dari Purdie Candra (pemilik bimbingan belajar Primagama), Feny Shaffira, Kafi Kurnia, Tung Desem Waringin, Andri Wongso, dan lain-lain yang selalu mendapat sambutan meriah dari para pengundangnya, menunjukkan bahwa berbisnis di dunia pelatihan memberi peluang besar. Apalagi kalau melihat semakin banyaknya perusahaan, baik kecil maupun besar, yang terus mengundang mereka demi memantapkan motivasi perusahaan maupun diri sendiri.
A. Memulai Bisnis
Kalau kita ingin membuka usaha pelatihan seperti mereka atau yang lain, ada beberapa persiapan dan langkah-langkah yang harus dijalani, antara lain sebagai berikut.
v Bila Anda ingin membuka usaha pelatihan sekaligus sebagai trainer-nya, Anda harus mampu melihat lebih dalam pada potensi diri Anda. Karena seorang trainer harus memiliki kualifikasi mengajar lebih dari seorang guru biasa. Seorang trainer bukan hanya memberikan input ilmu kepada pesertanya, tapi juga dituntut untuk mampu mengubah paradigma lama menjadi paradigma baru sesuai konsep yang ia bawa. Misalnya konsep ESQ-nya Ary Ginanjar, atau PMQ-nya Aa Gym. lajuga harus membawakan materi secara smart, tapi tetap bersemangat, seperti Andri Wongso atau Tung Desem Waringin, misalnya. Dan yang tidak kalah penting, harus memiliki ciri khas yang berbeda dengan konsep pelatihan lain. Kalau sama, khawatir orang akan menganggap kita meniru atau menjiplak konsep orang lain.
v Menentukan segmentasi pasar yang akan diambil sebagai target market Anda sesuai dengan konsep pelatihan Anda. Segmentasi pasar ini akan menentukan langkah-langkah selanjutnya. Seperti Senam yang menentukan segmentasi pasarnya adalah perusahaan maupun instansi pemerintah yang lebih mementingkan status perusahaan, maka langkah selanjutnya yang ia ambil adalah menghubungi notaris untuk mengurus proses pendirian perusahaannya. Tempat kantor menjadi urusan nomor selanjutnya bagi Sena. Berbeda dengan Aji Sopandi (owner Bekam University) yang mengambil segmen pasarnya untuk umum. la lebih dulu mencari tempat untuk belajar peserta. Karena sistem pengajaran yang ia lakukan memang seperti seminar di kelas, hanya dibawakan dengan penuh semangat ala trainer pada umumnya.
v Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk langkah-langkah selanjutnya. Peralatan di sini akan berbeda bagi setiap trainer, bergantung konsep pelatihannya. Sena yang pada awal pendirian perusahaannya menawarkan pelatihan outbond team building dan leadership, ia harus menyiapkan alat-alat untuk kegiatan outbond. Untuk pemula, bisa menyewa di tempat penyewaan khusus outbond. Sedang Aji Sopandi, selain menyiapkan ruang kelas yang layak untuk pelatihan, ia juga harus menyiapkan peralatan bekam dan perangkatnya. Bila dibutuhkan, bisa memakai in focus (otomatis plus laptop-nya) untuk menjelaskan materi kepada peserta. Namun, kalau tidak ada, bisa menerangkan tanpa alat apa pun asal kita pede dengan potensi diri kita. Seperti Andri Maadsa (owner Succes University). Pada awal membuka jasa pelatihan dan ia bertindak sebagai trainer-nya, ia nyaris tanpa alat bantu apa pun, tanpa mik, tanpa in focus dan laptop. Tapi ternyata pesertanya tetap bersemangat dan terinspirasi hingga memiliki ribuan murid. Mulai menentukan strategi pemasaran. Hal ini pun akan berbeda bagi setiap jenis pelatihan, bergantung pula pada segmen pasar yang diambil.
B. Hambatan Bisnis
Hambatan dalam bisnis pelatihan ini beragam, bergantung jenis dan konsep pelatihannya. Namun, secara umum bisa diuraikan, sebagai berikut. Trainer. Kadang, bagi trainer pemula, sering merasa grogi atau kurang menguasai materi.
Peserta. Jika suatu pelatihan dibuka untuk umum, kadang jumlah peserta kurang dari yang ditargetkan. Hal ini kadang berpengaruh pada kerugian fasilitas. Misalnya, sudah terlanjur memesan makanan untuk 100 orang peserta, ternyata yang datang hanya setengahnya. Berarti panitia rugi secara materi. Atau bahkan sebaliknya, peserta membludak melebihi kapasitas tempat yang disediakan.
Cuaca. Untuk pelatihan outbond yang dilakukan di lapangan, bila tiba-tiba hujan saat pelatihan berlangsung, akan memengaruhi konsentrasi peserta. Meski bisa tetap diteruskan, tapi risiko sakit pada peserta harus tetap dipertimbangkan meski sudah menyiapkan tim medis khusus. Bagi pelatihan yang dilakukan di kelas pun, bila dilakukan di musim hujan, akan memengaruhi jumlah peserta yang hadir. Karena hujan masih sering menjadi alasan bagi orang untuk tidak keluar rumah. Keluhan peserta. Karena peserta banyak dan memiliki karakter yang berbeda-beda, meski pihak pelaksana pelatihan sudah menyiapkan segala sesuatunya sebaik mungkin, kadang tetap ada yang mengeluh dan protes.
C. Strategi Bisnis
Bisnis di dunia jasa pelatihan sangat berbeda dengan bisnis jasa bidang lain. Kalau jasa bidang lain, pada umumnya hanya menjual jasa yang bisa dilakukan oleh fisik, seperti laundry, cleaning service, pencucian motor dan mobil, dan lain-lain. Tapi, jasa pelatihan selain harus memberikan servis, juga menjual ide. Seorang marketer di bidang ini harus mampu menyampaikan idenya dengan baik sehingga mampu meyakinkan target pasar bahwa pelatihan yang ditawarkan sangat penting dan mereka butuhkan. Berikut ada beberapa strategi marketing yang sekiranya bisa dilakukan untuk meningkatkan pendapatan melalui usaha jasa pelatihan.
Untuk strategi pemasaran, bisnis pelatihan dibagi dua, yaitu:
1. Strategi pemasaran untuk segmentasi pasar khusus.
v Buatlah proposal pelatihan sebaik mungkin sehingga mampu menarik target pasar agar mau mengikuti pelatihan yang Anda tawarkan. Hal ini terutama untuk konsep pelatihan dengan segmen pasar corporate dan instansi pemerintah.
v Menyampaikan proposal pelatihan melalui surat. Selain disampaikan secara langsung ke instansi tertentu, juga bisa dikirim melalui surat. Setelah beberapa hari, kira-kira surat tersebut sudah sampai di tempat tujuan, kita konfirmasi melalui telepon. Kalau mereka siap membuat janji untuk bertemu, kita harus siap presentasi.
v Jika memutuskan untuk menyampaikan proposal secara langsung, Anda harus memastikan ketika dalam instansi tersebut Anda tidak salah masuk bagian. Setiap corporate dan instansi pemerintah biasanya memiliki orang-orang khusus bagian pelatihan yang membutuhkan provider untuk pelatihan karyawan. Untuk perusahaan, biasanya ia harus melewati dua pintu baru bertemu dengan orang tersebut. Untuk instansi pemerintah, biasanya harus melewati empat pintu. Seorang marketing di bidang ini harus siap dengan prosedur yang dipakai mereka.
v Periksa penampilan Anda sebelum presentasi agar ketika Anda tampil di hadapan clien Anda tampil perfect dan mengesankan. Pakailah baju yang bersih dan rapi. Bila perlu memakai jas dan berdasi agar terkesan elegan sehingga mampu meyakinkan mereka.
v Untuk menambah kesan profesional, Anda bisa melakukan presentasi dengan bantuan infokus dan laptop.
v Buatlah website untuk mengenalkan lembaga Anda kepada publik. Keberadaan website ini sangat penting karena perusahaan-perusahaan middle up yang menjadi target pasar banyak mencari informasi lembaga pelatihan melalui internet.
v Mencari target pasar melalui internet.
v Berilah alternatif tawaran harga yang bervariasi.
v Merekrut instruktur dan karyawan bukan dari orang yang sudah berpengalaman di pelatihan lain, agar mudah di-setting dan memiliki freshgrade (paradigma baru) sehingga Anda bisa menemukan tim yang sevisi dan semisi untuk membangun tujuan yang sama.
v Miliki dana khusus untuk mengikutkan karyawan, terutama instruktur, ke pelatihan lain sebagai balance smart atau study banding.
2. Strategi pemasaran untuk segmentasi pasar umum
Segmentasi pasar umum di sini maksudnya adalah, peserta pelatihan bisa diikuti oleh orang banyak, siapa pun, balk dari pelajar, mahasiswa, maupun orang dewasa lain. Untuk menjangkau mereka, ada beberapa strategi yang bisa digunakan.
v Sebar pamflet dan tempelkan di tempat-tempat strategis, minimal tiga Minggu sebelum hari H pelatihan. Semakin banyak pamflet yang disebar, semakin banyak peluang orang untuk tahu, dan bila kemudian mereka tertarik, maka mereka pasti akan datang ke pelatihan.
v Cantumkan tiga nomor yang berbeda pada pamflet agar publik yang berminat mengikuti pelatihan bisa leluasa melakukan konfirmasi lewat telepon sesuai nomor operator milik mereka. Hal ini akan meringankan biaya telepon target pasar. Karena biaya telepon dari sesama operator biasanya lebih murah.
v Cari tempat pelatihan yang strategis dan mudah dijangkau.
D. Analisis Bisnis
Modal awal
Laptop
Rp 5.000.000,00
Telepon genggam
Rp 2.000.000,00
Jumlah
Rp 7.000.000,00
Peralatan mengalami penyusutan selama 2 tahun dan memiliki nilai residu sebesar Rp 1.000,00 dengan menggunakan metode penyusutan garis lurus. Biaya penyusutan per tahun = (Rp 7.000.000,00 - Rp 1.000,00) : 2 = Rp 3.499.500,00 per tahun atau sama dengan Rp 291.625,00 per bulan.
Perlengkapan:
Kartu nama
Rp 75.000,00
Promosi tools (brosur, pamflet, dll.)
Rp 150.000,00
Alat tulis
Rp 100.000,00
Jumlah
Rp 325.000,00
Perhitungan Laba/Rugi per Bulan
Pendapatan
Pelatihan (50 orang X Rp 200.000,00)
Rp 10.000.000,00
Biaya-biaya:
Memperbanyak modul
Rp 200.000,00
Sewa tempat
Rp 1.000.000,00
Sewa peralatan
(LCD proyektor, sound system)
Rp 1.000,00000
Iklan
Rp 1.000.000,00
Biaya penyusutan
Rp 291.625,00
Catatan: Analisa harga peralatan, perlengkapan, dan biaya-biaya lain wirausaha ataupun bisnis bisa berubah kapan saja seiring waktu, silahkan sesuaikan dengan analisa harga dan biaya-biaya lain di daerah anda.
Wirausahainfo.blogspot.com
Motivasi dan inspirasi...

No comments:

Post a Comment

Labels